Rabu, 07 November 2012
Diposting oleh
rhoelhyie
di
19.36
Ada Apa dengan
Perpustakaanku?
Karya:
Nurul Hidayah
Pendidikan sangat
diperlukan dan dibutuhkan dalam menjalani kehidupan ini, apalagi di era globalisasi seperti saat ini.
Tanpa adanya pengetahuan yang cukup, mustahil kehidupan yang nyaman,tentram,dan
bahagia bisa didapatkan. Salah satu cara untuk mendapatkan pendidikan yang baik
adalah dengan bersekolah. Sekolah adalah tempat siswa menuntut ilmu, baik ilmu
alam, sosial, agama, bahkan ilmu berbahasa. Seperti yang kita ketahui, sekolah
mempunyai beberapa jenjang pendidikan yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Sebagian orang
beranggapan bahwa dengan bersekolah, mereka bisa mendapatkan masa depan yang
cerah. Akan tetapi, untuk mendapatkan masa depan yang cerah sangat banyak
dibutuhkan informasi. Berbagai informasi dan sumber ilmu bisa didapat dengan
cara membaca. Semakin banyak siswa yang hobi membaca, semakin luas dan semakin
banyak pula ilmu yang dikuasainya. Untuk meningkatkan minat membaca dan
pengetahuan siswa, maka hampir setiap sekolah menyediakan fasilitas membaca
yaitu perpustakaan.
Perpustakaan adalah salah satu
fasilitas yang disediakan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa dengan
menyediakan berbagai jenis buku bacaan sekaligus kursi dan meja sebagai
sarananya. Bukan hanya itu, jika ada siswa yang ingin meminjam buku-buku
tersebut sebagai bahan referensi dari tugasnya, mereka dapat meminjamnya dan
membawanya pulang dengan waktu dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah (pegawai perpustakaan).
Di waktu istirahat dan jam-jam
kosong, siswa hendaknya nongkrong di perpustakaan agar waktu yang dimiliki
tidak terbuang sia-sia. Selain itu, guru dan semua pihak sekolah pasti bangga
karena memiliki siswa-siswa yang rajin. Dengan demikian, maka siswa dari
sekolah tersebut otomatis memiliki pengetahuan dan wawasan yang semakin
bertambah. Jika hal ini yang terjadi, pasti tidak jarang siswa-siswa tersebut
menunjukkan berbagai prestasinya diajang-ajang kompetisi yang diadakan oleh
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. Dengan adanya prestasi-prestasi yang
ditunjukkan, tentu sekolah tersebut menjadi familiar. Guru dan semua pihak
sekolah pun akan bangga dan tersoroti dengan keadaan tersebut. Akan tetapi,
bagaimana jika perpustakaan sekolah wafat? Apakah minat belajar siswa akan
tetap tinggi?
Di beberapa sekolah di Indonesia,
perpustakaan yang seharusnya menjadi gudang bacaan tidak berjalan sesuai
fungsinya. Di sepanjang hari-hari sekolah, sejumlah perpustakaan sekolah tidak
melayani siswa-siswa yang ingin membaca dan mencari buku-buku di perpustakaan. Hal ini terjadi
karena tak seorang pun pegawai perpustakaan maupun guru yang berada di dalam
ruangan tersebut karena pintu selalu tertutup. Entah apa yang terjadi sehingga
pegawai perpustakaan tidak melaksanakan kewajibannya tersebut. Apakah gaji yang
mereka anggap sangat minim, pekerjaan yang sangat sulit, rumit, membusankan,
sibuk dengan pekerjaan lain yang lebih penting, atau karena alasan yang lain?
Hanya mereka yang tahu alasan tersebut. Akan tetapi, walaupun sesulit dan
serumit apapun suatu pekerjaan, tidak selayaknya mereka meninggalkan
kewajibannya tersebut. Jika hal ini yang terjadi, tidak layak pula mereka
mendapatkan gaji. Sebab, sama saja gaji yang diterimanya adalah gaji buta, gaji
yang didapat tanpa bekerja. Lalu, bagaimana tanggapan warga sekolah yang lain?
Sungguh ironis, buku-buku
yang semestinya memberi berjuta manfaat kini lusuh, bau, dan kotor bagaikan
barang-barang yang tidak berguna. Akan tetapi, ada saja yang diuntungkan dengan
keadaan tersebut. Misalnya, serangga-serangga seperti semut, kecoa, dan
laba-laba yang bebas berkeliaran dan tersenyum bahagia tanpa ada yang
mengganggu. Semut bebas membuat barisan tanpa ada yang menghalangi, kecoa bebas
berjalan kesana-kemari tanpa ada yang jijik melihatnya, dan laba-laba bebas
membuat sarang dimana pun tanpa ada yang merusaknya. Bisa saja hal ini penyebab
mereka enggan mengurusi perpustakaan.
Sebenarnya, walaupun tidak semua siswa sering mendatangi perpustakaan,
tetapi keluh kesah tersebut tetap ada karena tidak jarang mereka sangat
membutuhkan buku-buku untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
misalnya dalam membuat karya tulis. Tetapi, mereka bingung untuk mendapatkan
buku-buku yang diperlukan sebagai referensi. Bagi siswa yang aktif dan tidak
pemalu, mereka bisa saja meminta kepada guru bidang studi atau pemegang kunci
perpustakaan untuk mencarikan buku yang mereka butuhkan. Namun, lain lagi
dengan siswa yang pasif dan pemalu, mereka hanya menunggu dan berharap pintu
perpustakaan dibuka kemudian mereka bisa mencari buku yang mereka inginkan.
Tingginya kemampuan dan minat baca siswa bukan hanya dari diri mereka
sendiri tetapi diperlukan juga faktor pendukung seperti ketersediaan buku di
perpustakaan. Akan tetapi, adanya perpustakaan yang vakum selayaknya
diperhatikan pula oleh semua warga sekolah, terutama pegawai perpustakaan yang
mempunyai tanggung jawab. Selain itu, kepala sekolah juga perlu bersikap tegas
untuk mengatasi masalah tersebut karena semua perintah akan dijalankan berawal
dari perintah yang tegas dari atasan.
Thank You
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar