Rabu, 07 November 2012


Ada Apa dengan Perpustakaanku?
Karya: Nurul Hidayah
            Pendidikan sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam menjalani kehidupan ini,  apalagi di era globalisasi seperti saat ini. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup, mustahil kehidupan yang nyaman,tentram,dan bahagia bisa didapatkan. Salah satu cara untuk mendapatkan pendidikan yang baik adalah dengan bersekolah. Sekolah adalah tempat siswa menuntut ilmu, baik ilmu alam, sosial, agama, bahkan ilmu berbahasa. Seperti yang kita ketahui, sekolah mempunyai beberapa jenjang pendidikan yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Sebagian  orang beranggapan bahwa dengan bersekolah, mereka bisa mendapatkan masa depan yang cerah. Akan tetapi, untuk mendapatkan masa depan yang cerah sangat banyak dibutuhkan informasi. Berbagai informasi dan sumber ilmu bisa didapat dengan cara membaca. Semakin banyak siswa yang hobi membaca, semakin luas dan semakin banyak pula ilmu yang dikuasainya. Untuk meningkatkan minat membaca dan pengetahuan siswa, maka hampir setiap sekolah menyediakan fasilitas membaca yaitu perpustakaan.
            Perpustakaan adalah salah satu fasilitas yang disediakan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa dengan menyediakan berbagai jenis buku bacaan sekaligus kursi dan meja sebagai sarananya. Bukan hanya itu, jika ada siswa yang ingin meminjam buku-buku tersebut sebagai bahan referensi dari tugasnya, mereka dapat meminjamnya dan membawanya pulang dengan waktu dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah (pegawai perpustakaan).
            Di waktu istirahat dan jam-jam kosong, siswa hendaknya nongkrong di perpustakaan agar waktu yang dimiliki tidak terbuang sia-sia. Selain itu, guru dan semua pihak sekolah pasti bangga karena memiliki siswa-siswa yang rajin. Dengan demikian, maka siswa dari sekolah tersebut otomatis memiliki pengetahuan dan wawasan yang semakin bertambah. Jika hal ini yang terjadi, pasti tidak jarang siswa-siswa tersebut menunjukkan berbagai prestasinya diajang-ajang kompetisi yang diadakan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. Dengan adanya prestasi-prestasi yang ditunjukkan, tentu sekolah tersebut menjadi familiar. Guru dan semua pihak sekolah pun akan bangga dan tersoroti dengan keadaan tersebut. Akan tetapi, bagaimana jika perpustakaan sekolah wafat? Apakah minat belajar siswa akan tetap tinggi?
            Di beberapa sekolah di Indonesia, perpustakaan yang seharusnya menjadi gudang bacaan tidak berjalan sesuai fungsinya. Di sepanjang hari-hari sekolah, sejumlah perpustakaan sekolah tidak melayani siswa-siswa yang ingin membaca dan mencari  buku-buku di perpustakaan. Hal ini terjadi karena tak seorang pun pegawai perpustakaan maupun guru yang berada di dalam ruangan tersebut karena pintu selalu tertutup. Entah apa yang terjadi sehingga pegawai perpustakaan tidak melaksanakan kewajibannya tersebut. Apakah gaji yang mereka anggap sangat minim, pekerjaan yang sangat sulit, rumit, membusankan, sibuk dengan pekerjaan lain yang lebih penting, atau karena alasan yang lain? Hanya mereka yang tahu alasan tersebut. Akan tetapi, walaupun sesulit dan serumit apapun suatu pekerjaan, tidak selayaknya mereka meninggalkan kewajibannya tersebut. Jika hal ini yang terjadi, tidak layak pula mereka mendapatkan gaji. Sebab, sama saja gaji yang diterimanya adalah gaji buta, gaji yang didapat tanpa bekerja. Lalu, bagaimana tanggapan warga sekolah yang lain?
            Sungguh ironis, buku-buku yang semestinya memberi berjuta manfaat kini lusuh, bau, dan kotor bagaikan barang-barang yang tidak berguna. Akan tetapi, ada saja yang diuntungkan dengan keadaan tersebut. Misalnya, serangga-serangga seperti semut, kecoa, dan laba-laba yang bebas berkeliaran dan tersenyum bahagia tanpa ada yang mengganggu. Semut bebas membuat barisan tanpa ada yang menghalangi, kecoa bebas berjalan kesana-kemari tanpa ada yang jijik melihatnya, dan laba-laba bebas membuat sarang dimana pun tanpa ada yang merusaknya. Bisa saja hal ini penyebab mereka enggan mengurusi perpustakaan.
Sebenarnya, walaupun tidak semua siswa sering mendatangi perpustakaan, tetapi keluh kesah tersebut tetap ada karena tidak jarang mereka sangat membutuhkan buku-buku untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru misalnya dalam membuat karya tulis. Tetapi, mereka bingung untuk mendapatkan buku-buku yang diperlukan sebagai referensi. Bagi siswa yang aktif dan tidak pemalu, mereka bisa saja meminta kepada guru bidang studi atau pemegang kunci perpustakaan untuk mencarikan buku yang mereka butuhkan. Namun, lain lagi dengan siswa yang pasif dan pemalu, mereka hanya menunggu dan berharap pintu perpustakaan dibuka kemudian mereka bisa mencari buku yang mereka inginkan.
Tingginya kemampuan dan minat baca siswa bukan hanya dari diri mereka sendiri tetapi diperlukan juga faktor pendukung seperti ketersediaan buku di perpustakaan. Akan tetapi, adanya perpustakaan yang vakum selayaknya diperhatikan pula oleh semua warga sekolah, terutama pegawai perpustakaan yang mempunyai tanggung jawab. Selain itu, kepala sekolah juga perlu bersikap tegas untuk mengatasi masalah tersebut karena semua perintah akan dijalankan berawal dari perintah yang tegas dari atasan.


Thank You

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates